Detik24jam,com

Cepat & Terpercaya

Sentuhan Sambal Khas: Kisah Yulia Mekli Merintis Pecel Ayam Lele UHAA di Sei Bangek Kota Padang

Loading

PADANG|Detik24jam.com—Di tengah hiruk pikuk kawasan Nagari Batipuh Panjang, Sei Bangek, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, sebuah warung sederhana sukses mencuri perhatian warga setempat dan mahasiswa. Bernama Pecel Ayam Lele UHAA, warung ini menawarkan hidangan lezat dengan keunggulan pada sambal autentik yang menjadi primadona untuk kalanga warga kota Padang.

Didirikan oleh Yulia Mekli, alumni Universitas Islam Negeri (UIN), warung ini bukan hanya sekadar tempat makan, melainkan cerminan dari filosofi “Berkah doa dan Usaha Amak, Ayah” (UHAA), sebuah niat kuat untuk mencari rezeki yang halal.

Menurut Yulia Mekli, sambal khas buatan tanganlah yang menjadi magnet utama. “Banyak yang bilang sambalnya enak dan pada tertarik sama sambalnya. Lele yang kami sajikan juga kami bumbui dulu sebelum digoreng,” ujar Yulia.

Menyasar segmen mahasiswa UIN dan masyarakat sekitar, Pecel Ayam Lele UHAA menawarkan harga yang sangat bersahabat. Menu andalannya, Pecel Lele + Nasi, hanya dibanderol Rp13.000, dengan varian menu lain seperti ayam goreng, ati ampela, hingga Mie Pedas level 5-6. Fleksibilitas harga ini menjadi kunci untuk tetap terjangkau di kantong pelanggan.

Warung ini baru berdiri sejak 1 Oktober 2025. Setelah lulus dari UIN, Yulia memutuskan banting setir dari pekerjaan fotokopi saat kuliah untuk berbisnis makanan berat, yang dianggapnya tidak membutuhkan modal terlalu besar. Dalam menjalankan usaha, Yulia dibantu oleh adik kandungnya, Irat, yang juga berkuliah di Universitas IsIam Negeri UIN Padang.

Di awal pembukaan, omzet harian Pecel Ayam Lele UHAA cukup mengesankan, mencapai Rp300.000 hingga Rp500.000. Namun, tantangan datang saat libur semester mahasiswa UIN. Daya beli yang menurun drastis membuat omzet harian ikut anjlok hingga sekitar Rp200.000 per hari.

Saat ini, Pecel Ayam Lele UHAA masih mengandalkan penjualan offline dan pemesanan via WhatsApp dengan sistem COD. Yulia menyadari betul pentingnya adaptasi digital.

“Karena semuanya sudah serba digital. Mungkin pelatihan digital marketing sangat diperlukan agar usaha ini bisa berkembang lebih baik,” harap Yulia.

Selain tantangan promosi dan pemasaran digital, usaha ini juga masih menghadapi kendala modal dan legalitas. Meski sudah mengantongi Surat Keterangan Usaha dari desa, Yulia dan adiknya itu menyewa lokasi usaha seharga Rp7 juta per tahun dan belum mampu mempekerjakan karyawan.

Dengan tekad yang kuat, Yulia Mekli berharap Pecel Ayam Lele UHAA bisa meningkatkan kualitas layanan, memperluas jangkauan pemasaran, dan memanfaatkan teknologi digital. Kisah ini menjadi inspirasi tentang ketekunan dan semangat wirausaha di tengah keterbatasan modal, menjadikan sambal khas sebagai senjata utama untuk merebut hati pelanggan khusus masyarakat setempat.

Pewarta : Pizi
Editor      : Redaksi