Acara Pengesahan Warga Baru PSHT Sepulau Lombok Berjalan Kidmat

Detik24jam.com Lombok NTB – Prosesi pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) sepulau Lombok, Pusat Madiun yang diadakan di Praya, Lombok Tengah, NTB pada hari Sabtu (27/7/2024) berjalan penuh kidmat.

Sekitar pukul 16.00 wita, calon warga baru dan pendamping mulai datang ke tempat pengesahan di aula SKMN I Praya. Suasana menjelang pengesahan semakin ramai saat sejumlah warga PSHT dari berbagai penjuru pulau Lombok berbondong-bondong memadati area tempat pengesahan. Mereka memasuki tempat pengesahan dengan tertib dibantu panitia keamanan.

Tidak kurang dari 400 orang hadir di acara pengesahan yang diikuti 162 warga baru tingkat I PSHT sepulau Lombok. Tampak hadir undangan dari Polres Lombok Tengah dan KODIM 1620/Lombok Tengah saat sesi syukuran. Sejumlah tokoh masyarakat di unadang dalam acara tersebut.

Acara pengesahan warga baru yang bertepatan dengan tanggal 21 Muharram 1446 H diawali dengan sesi syukuran. Dalam sambutan syukuran yang dibacakan Dewan Pengesah Moh. Idham Colik, Ketua Dewan Pusat Issoebijantoro berpesan, pengesahan bersamaan dengan bulan Muharram yang merupakan bulan mulia dan penuh mukjizat, sebagaimana telah menjadi tradisi para leluhur PSHT.

Syukuran dipungkasi do’a pengesahan dengan mematikan lampu listrik di dalam gedung. Tinggal nyala lilin menerangi ruangan. Suasananya penuh kidmat, hening dan khusuk. Suara do’a yang mendayu mengiringi prosesi syukuran menambah suasana di dalam gedung semakin kidmat.

Tepat pukul 24.00 WIB, acara pengesahan warga baru PSHT yang dilakukan setahun sekali itu dimulai dengan hanya diterangi cahaya lilin. Sekitar pukul 03.00 WIB acara pengesahan selesai dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama warga baru yang baru disahkan.

Setelah acara pengesahan usai, secara bertahap penghuni tempat pengesahan pulang dengan tertib. Tidak ada konvoi di jalanan. Tidak ada juga suara knalpot brong yang memekakkan telinga. Sungguh berkesan acara pengesahan warga baru pada malam hari itu, seolah-olah menepis anggapan masyarakat bahwa warga PSHT sering memicu gaduh.

(Purnomo)