![]()
Sawahlunto – Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) Raya Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kota Sawahlunto resmi terlaksana pada tanggal 20 November 2025. Kegiatan ini menjadi momentum bersejarah karena untuk pertama kalinya Mapenta dilaksanakan dalam skala lintas wilayah yang mencakup lima daerah sekaligus, yaitu Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Solok. Dengan mengusung tema “Aku Dilahirkan untuk Hal-hal yang Besar”, kegiatan ini membawa semangat pembaharuan, penguatan identitas, dan revitalisasi kaderisasi Pemuda Katolik di Sumatera Barat. Tema tersebut dipilih sebagai bentuk penegasan bahwa setiap kader Pemuda Katolik dipanggil untuk menjadi pribadi yang membawa perubahan positif bagi Gereja dan bangsa.
Mapenta Raya ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, profesional muda, pelayan pastoral, hingga kader paroki yang ingin memperdalam pemahaman mengenai peran strategis Pemuda Katolik. Kehadiran peserta dari lima wilayah berbeda menciptakan dinamika baru yang memperkaya diskusi, memperluas jaringan kader, serta membuka peluang kolaborasi lintas daerah dalam berbagai program karya pelayanan di masa mendatang. Penyelenggaraan Mapenta skala besar ini juga menunjukkan keseriusan Pemuda Katolik dalam meningkatkan kualitas kaderisasi melalui kegiatan yang terstruktur, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan kemampuan.
Dalam sambutannya, Ketua Komcab Kota Sawahlunto, Jannerivo Hot Mario J. S. Simanjuntak, SH, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan bahwa Mapenta Raya ini merupakan sejarah baru dalam perjalanan kaderisasi Pemuda Katolik di Sumatera Barat. Ia menyampaikan bahwa walaupun kegiatan ini adalah Mapenta raya pertama yang digagas, namun harapannya kegiatan serupa dapat menjadi titik awal lahirnya tradisi kaderisasi berkualitas di seluruh tingkatan. Jannerivo menyampaikan penghargaan kepada seluruh panitia yang bekerja dengan penuh dedikasi agar kegiatan besar ini dapat terlaksana dengan baik. Ia menekankan bahwa keberhasilan kegiatan bukan hanya pada jumlah peserta yang hadir, melainkan pada nilai dan proses pembentukan kader yang terjadi di dalamnya.
Menurut Jannerivo, tantangan zaman saat ini semakin kompleks, terutama bagi generasi muda. Oleh karena itu, Pemuda Katolik harus mampu menunjukkan identitas, integritas, dan komitmen pelayanan. Kader yang lahir dari kegiatan Mapenta harus memiliki kesadaran bahwa menjadi bagian dari Pemuda Katolik berarti bersedia memberikan kontribusi nyata, menjaga solidaritas internal, serta menjadi teladan dalam kehidupan sosial maupun gerejawi. Ia menegaskan bahwa “bulan kaderisasi” yang dilaksanakan tahun ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan menjadi permulaan baru untuk menghidupkan kembali semangat berorganisasi dan memperkuat struktur Pemuda Katolik di tingkat Komcab dan Komda.

Selanjutnya, kegiatan Mapenta Raya ini menghadirkan Laurensius Arliman S, Ketua Komda Pemuda Katolik Sumatera Barat, sebagai narasumber utama dalam sesi materi “Mengenal Pemuda Katolik.” Dalam penyampaian materinya, Laurensius menekankan pentingnya identitas ganda seorang kader Pemuda Katolik, yaitu 100% Katolik dan 100% Indonesia. Menurutnya, identitas ini bukan hanya slogan, melainkan menjadi fondasi moral dan intelektual yang harus mengarahkan setiap tindakan kader dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia memberikan pemahaman mendalam bahwa Pemuda Katolik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai iman Katolik dalam aktivitas sosial, budaya, politik, dan kemasyarakatan secara bertanggung jawab dan bermartabat.
Laurensius juga menekankan bahwa peran Pemuda Katolik tidak bisa dilepaskan dari visi besar bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Ia mengajak seluruh peserta Mapenta untuk melihat tantangan masa depan, seperti transformasi digital, perubahan sosial, dan kebutuhan pembangunan sumber daya manusia unggul, sebagai peluang bagi kader untuk terlibat lebih aktif. Ia berharap agar kader Pemuda Katolik terus tumbuh, berkembang, dan menjadi generasi yang mampu memadukan iman, kompetensi, dan kepedulian sosial dalam karya nyata. Dalam penutup sesinya, ia memberi pesan kuat bahwa kader Pemuda Katolik harus siap menjadi agen perubahan yang membawa terang kepada sesama.
Materi kedua dalam kegiatan Mapenta disampaikan oleh Gokma Toni Parlindungan Situmorang, yang mengangkat tema “Pemuda Katolik Hadir untuk Masyarakat Termarginalkan.” Gokma Toni menyoroti pentingnya keberpihakan Pemuda Katolik terhadap kelompok-kelompok yang selama ini kurang mendapatkan perhatian, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun akses terhadap pelayanan publik. Ia menegaskan bahwa keberadaan Pemuda Katolik tidak boleh hanya terasa dalam ruang internal organisasi, tetapi harus mampu menyentuh masyarakat luas, terutama mereka yang membutuhkan uluran tangan dan pendampingan.
Dalam penyampaiannya, Gokma Toni menjelaskan bahwa menjadi Pemuda Katolik berarti siap terjun ke tengah masyarakat untuk membangun relasi yang didasarkan pada kasih, solidaritas, dan keadilan sosial. Ia mendorong kader agar tidak hanya aktif dalam diskusi, tetapi juga berani mengambil langkah konkret seperti advokasi sosial, pendampingan masyarakat, kegiatan kemanusiaan, serta program pemberdayaan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Pemuda Katolik, menurutnya, harus menjadi energi positif yang mendorong perubahan dan memberikan harapan bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan.
Sebagai penutup sesi kegiatan, Ketua Panitia Mapenta Raya, Alberto Glen Dwiputro Cahyo Hutapea, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari panitia, peserta, narasumber, hingga pihak-pihak lain yang berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan tersebut. Alberto menjelaskan bahwa Mapenta Raya ini dirancang bukan hanya sebagai kegiatan seremonial penerimaan anggota baru, tetapi sebagai proses pembentukan karakter yang bertujuan untuk menyiapkan kader yang mampu membawa nama Pemuda Katolik semakin dikenal dan diakui, baik di lingkungan internal Gereja maupun di tengah masyarakat umum.
Alberto menekankan bahwa peran Pemuda Katolik sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultural seperti di Indonesia. Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Pemuda Katolik diharapkan mampu menjadi jembatan antar kelompok, membangun toleransi, mempertegas komitmen kebangsaan, dan menjaga keharmonisan sosial. Menurutnya, kader-kader yang terbentuk melalui Mapenta Raya ini harus tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya aktif secara organisatoris, tetapi juga mampu menjadi representasi nilai-nilai Katolik yang menjunjung tinggi cinta kasih, pelayanan, dan keadilan.
Rangkaian kegiatan Mapenta Raya berlangsung dengan penuh antusiasme, kekeluargaan, dan semangat persaudaraan. Seluruh peserta tampak aktif dalam sesi materi, diskusi kelompok, dinamika kelompok, serta penyusunan komitmen kaderisasi. Para peserta berasal dari latar belakang budaya dan daerah yang berbeda, namun kegiatan ini berhasil mempersatukan mereka dalam satu semangat yang sama: membangun Pemuda Katolik yang kuat, solid, dan berdampak. Interaksi antar peserta membuka ruang untuk pertukaran ide, pengalaman, serta semangat baru dalam menjalankan karya pelayanan di wilayah masing-masing.
Dengan terlaksananya Mapenta Raya ini, Pemuda Katolik Komcab Kota Sawahlunto bersama wilayah kolaborasi lainnya berharap dapat memperkuat struktur kaderisasi di seluruh tingkatan. Kegiatan ini bukan hanya momentum penerimaan anggota, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menciptakan kader-kader yang memiliki visi, komitmen, dan kemampuan yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih progresif dan relevan dengan perkembangan zaman. Diharapkan pula kegiatan ini menjadi inspirasi bagi komcab lain di Sumatera Barat untuk melaksanakan kegiatan serupa guna memperkuat kapasitas organisasi.
Mapenta Raya 2025 memberikan kesan mendalam bagi para peserta, narasumber, serta seluruh panitia. Nilai-nilai penting seperti persatuan, pelayanan, kedewasaan iman, dan cinta tanah air menjadi poin utama yang ingin ditanamkan kepada para kader baru. Semangat untuk terus berkarya bagi Gereja dan Tanah Air menjadi bagian tak terpisahkan dari proses kaderisasi Pemuda Katolik. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, Pemuda Katolik akan mampu mengambil peran strategis dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta menyatakan komitmen untuk menjalankan nilai-nilai organisasi dan siap terlibat dalam berbagai program kerja Pemuda Katolik di wilayah masing-masing. Mereka bersepakat untuk menjadikan pengalaman Mapenta ini sebagai fondasi untuk bergerak bersama, membawa perubahan, dan menjadi bagian dari generasi muda Katolik yang berintegritas dan berdedikasi tinggi. Momen ini menjadi awal perjalanan mereka sebagai kader Pemuda Katolik yang siap berkarya, melayani, dan berkembang.
Sebagai penutup, kegiatan ditandai dengan seruan bersama “Pro Ecclesia et Patria”, yang berarti “Untuk Gereja dan Tanah Air.” Seruan ini menjadi pengingat bahwa setiap kader memiliki tanggung jawab ganda: menjadi pribadi yang setia pada nilai-nilai Gereja dan sekaligus menjadi warga negara yang berkontribusi bagi bangsa. Semangat ini diharapkan dapat terus hidup dalam diri setiap kader yang telah mengikuti Mapenta Raya 2025.

Berita Sebelumnya..
Kebal Peraturan? Dua Bangunan Milik PT CAS dan WW di Jalan Petai Binjai Utara Diduga Tanpa PBG
PT Barapala Berharap Semua Pihak Jaga Kondusifitas
Polsek Selesai Gelar Komitmen Sitkamtibmas: Tindak Tepat Sasaran & Respons Humanis Bagi Warga