
Puncak, Papua — Di antara hamparan hijau Pegunungan Tengah dan langit biru yang luas, sekelompok prajurit dengan seragam loreng bukan hanya membawa senjata, tapi juga harapan.
Melalui Pos Pintu Jawa, prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti kembali menyambangi Kampung Wombru, Distrik Mageabume, Kabupaten Puncak. Kali ini, mereka tak datang dengan misi tempur—mereka datang membawa buku tulis dan pulpen, dua benda sederhana yang bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
Anak-anak Kampung Wombru, dengan mata berbinar dan senyum malu-malu, menyambut kehadiran para prajurit layaknya sahabat lama. Di tangan-tangan kecil itu, buku bergambar dan pulpen warna-warni menjadi simbol cinta yang dikirimkan dari hati ke hati.
Letda Inf Risal, Danpos Pintu Jawa, menyampaikan dengan haru,
“Anak-anak ini adalah titipan masa depan. Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendiri. Mungkin kami bukan guru, tapi dengan langkah kecil seperti ini, kami ingin menjadi bagian dari cerita besar mereka kelak.”
Foto-foto dari kegiatan tersebut merekam lebih dari sekadar momen: wajah-wajah penuh tawa, interaksi hangat antara prajurit dan anak-anak, serta latar alam Papua yang megah menjadi saksi akan kehadiran cinta kasih di tengah keterbatasan.
Misi kemanusiaan ini bukan sekadar program, melainkan sebuah panggilan nurani. Satgas Yonif 700/WYC tidak hanya menjaga batas negara, tetapi juga membuka batas impian anak-anak pelosok negeri.
Dan di balik semua itu, tersirat satu pesan sederhana: pendidikan adalah hak semua anak, dan harapan tak mengenal medan, jarak, atau medan tempur.
Berita Sebelumnya..
Rebut Kembali Marwah Golkar: Kader Muda Desak Pembaharuan Kepemimpinan DPD Golkar Sumut
Festival Desa Wisata 2025 Meriahkan HJB ke- 543
Bhabinkamtibmas Polsek Parung Bersinergi dengan TNI, Jalin Kedekatan dengan Masyarakat Desa Binaan