
Jakarta – Dunia kerja kembali berduka. Dalam waktu berdekatan, dua pegawai honorer Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan meninggal dunia, diduga akibat kelelahan kerja ekstrem.
Menurut investigasi penelusuran awak media dari sumber yang dapat dipercaya yang meninggal dunia adalah Nur Subehi Operator IPAL Setu Babakan Warga Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan serta Selamet Mujiadi Bin Komari Operator PKLG SDA Jagakarsa Warga Srengseng Sawah Jagakarsa Jakarta Selatan.
Kedua pegawai honorer tersebut dikenal sebagai sosok pekerja berdesikasi tinggi di Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA).
Keduanya disebut bekerja terus-menerus tanpa waktu istirahat memadai, menjalani tugas lapangan berat di bawah kondisi cuaca ekstrem.
Tragedi ini menyisakan duka mendalam dan sekaligus memunculkan pertanyaan serius tentang tanggung jawab Kepala Suku Dinas SDA Kota Administrasi Jakarta Selatan
Menanggapi peristiwa ini, Aktivis Kemanusiaan Irfan Deny Pontoh menyampaikan kecaman keras terhadap manajemen Sudin SDA Jakarta Ketika diwawancarai wartawan pada Rabu 9 Juli 2025
> “Ini tragedi kemanusiaan yang tak bisa ditoleransi. Dua nyawa melayang bukan karena musibah semata, tapi akibat buruknya sistem kerja dan lemahnya pengawasan. Ini bukti kegagalan manajemen. Kepala Suku Dinas SDA harus dicopot!” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlakuan terhadap para pegawai honorer yang selama ini sering diperlakukan seperti “mesin kerja” — tanpa perlindungan yang layak, tanpa jaminan hak, dan tanpa sistem keselamatan kerja yang memadai.
> “Tragedi ini tidak bisa selesai dengan ucapan belasungkawa saja. Harus ada audit menyeluruh, investigasi tuntas, dan penegakan tanggung jawab. Ini sudah eksploitasi, dan eksploitasi harus dilawan,” tambahnya.
Aktivis Kemanusiaan ini mendesak Gubernur DKI Jakarta dan Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola kerja di lingkungan Sudin SDA.
> “Jangan biarkan budaya kerja yang menindas terus berjalan. Lindungi para pekerja honorer. Tindak tegas siapa pun yang lalai. Jangan tunggu korban berikutnya,” pungkasnya.
—
Dua nyawa telah hilang akibat sistem yang mematikan. Ini bukan kelalaian biasa — ini kegagalan struktural. Mari jadikan tragedi ini sebagai momentum untuk perubahan.
Hingga berita ini ditayangkan Santo Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Selatan belum dapat di konfirnasi. ( Tim/Red)
Berita Sebelumnya..
Pererat Kedekatan, Bhabinkamtibmas Polsek Parungpanjang Sambangi Warga Desa Cibunar dan Sampaikan Pesan Kamtibmas
Sinergitas Tiga Pilar, Kapolsek Caringin Bersama Danramil dan Camat Gelar Patroli Dialogis Jaga Kamtibmas
POLRI UNTUK MASYARAKAT : Masyarakat Apresiasi Pelayanan SKCK di POLRES TAKALAR